CARI

Selamat Datang di Asnan Space

Assalamu ALaikum Wr.Wb. Saya Khaerul Asnan, Di blog ini anda dapat mendownload lagu, download software, membaca artikel tentang kesehatan, PRAMUKA, meteri pelajaran, motivasi hidup dan lain-lain. Selamat menjelajah

Satu Pramuka untuk Satu Indonesia

di Blog ini Anda dapat mencari Info ter up-date tentang Gerakan Pramuka

Belajar Tanpa Kenal Lelah

Jangan pernah berhenti untuk belajar, dapatkan materi pelajaran untuk SMA terkhusus materi pelajaran bahasa Inggris di blog ini

Hidup Itu Indah

Jangan pernah menatap dunia terlalu sempit. Tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan. temukan tips-tips hidup dan motivasi di blog ini

Up Grade PC dan Notebook-mu

Dapatkan pengetahuan komputer dan software pendukung yang dijamin dapat membuat kamu, PC dan Notebookmu tampil beda

Tiada Hari tanpa Olahraga

Berolahragalah biar ragamu sehat

Senin, 27 Februari 2012

Adjective Word Order (Urutan Penempatan Kata Sifat)

Apabila kita menggunakan lebih dari satu adjective (kata sifat) maka adjective-adjective tersebut harus digunakan dengan urutan yang benar. Urutan adjective tidak seluruhnya tetap tetapi urutannya yang umum adalah sebagai berikut:
Determiner – Opini – Ukuran – Usia – Bentuk – Warna – Asal-usul – Material -> Kata benda
Determiner adalah kata seperti a, an, the, this, that. Kata-kata ini juga merupakan jenis adjective.
Contoh:
  • a famous, old painting
  • a big, round table
  • an American, cotton shirt
Adjective yang merupakan opini ditempatkan sebelum adjective yang merupakan fakta. Contoh:
  • “A long, dark tunnel” atau “A long dark tunnel” keduanya dapat dipakai.
Dengan dua atau lebih adjective warna, digunakan and. Contoh:
  • She’s got a black and white kitten.
Dua adjective selain warna tidak menggunakan and. Contoh:
  • She’s got a little, black kitten.
Kalimat “She’s got a little and black kitten” tidak benar

Kamis, 23 Februari 2012

Description Text

DESCRIPTIVE
The Definition and Purpose of Descriptive Text (Definisi dan Tujuan Deskriptive Teks)
Descriptive text is a text which say what a person or a thing is like. Its purpose is to describe and reveal a particular person, place, or thing. (Deskriptif teks adalah sebuah teks yang menggambarkan orang atau sesuatu. Tujuan umumnya adalah untuk menggambarkan orang, benda, atau sesuatu).
The Generic Structure of Descriptive Text (Struktur Umum)
Descriptive text has structure as below:

Identification
identifying the phenomenon to be described.
(mengidentifikasi sebuah fenomena yang ingin di gambarkan)

Description
describing the phenomenon in parts, qualities, or/and characteristics.
Menggambarkan Phenomena dalam beberapa bagian, kualitas atau karakter.

The Language Feature of Descriptive Text (Ciri kebahasaan)
- Menggunakan attributive and identifying process.
- menggunakan adjective and classifiers in nominal group.
- menggunakan simple present tense

Example / Contoh:

The Amazing Taj Mahal In India
Identification
Taj Mahal is regarded as one of the eight wonders of the world. It was built by a Muslim Emperor Shah Jahan in the memory of his dear wife at Agra.
Description
Taj Mahal is a Mausoleum that houses the grave of queen Mumtaz Mahal. The mausoleum is a part of a vast complex comprising of a main gateway, an elaborate garden, a mosque (to the left), a guest house (to the right), and several other palatial buildings. The Taj is at the farthest end of this complex, with the river Jamuna behind it.
The Taj stands on a raised, square platform (186 x 186 feet) with its four corners truncated, forming an unequal octagon. The architectural design uses the interlocking arabesque concept, in which each element stands on its own and perfectly integrates with the main structure. It uses the principles of self-replicating geometry and a symmetry of architectural elements.
Its central dome is fifty-eight feet in diameter and rises to a height of 213 feet. It is flanked by four subsidiary domed chambers. The four graceful, slender minarets are 162.5 feet each. The central domed chamber and four adjoining chambers include many walls and panels of Islamic decoration.
Taj Mahal is built entirely of white marble. Its stunning architectural beauty is beyond adequate description, particularly at dawn and sunset. The Taj seems to glow in the light of the full moon. On a foggy morning, the visitors experience the Taj as if suspended when viewed from across the Jamuna river.

Rabu, 22 Februari 2012

ONLINE ASSIGNMENT ENGLISH FOR CLASS XI IPA 2

The Ugly Duckling

One upon time, a mother duck sat on her eggs. She felt tired of sitting on them. She just wished the eggs would break out.
Several days later, she got her wish. The eggs cracked and some cute little ducklings appeared. "Peep, peep" the little ducklings cried. "Quack, quack" their mother greeted in return.
However the largest egg had not cracked. The mother duck sat on it for several days. Finally, it cracked and a huge ugly duckling waddled out. The mother duck looked at him in surprise. He was so big and very gray. He didn't look like the others at all. He was like a turkey
When the mother duck brought the children to the pond for their first swimming lesson. The huge grey duckling splashed and paddled about just as nicely as the other ducklings did. "That is not a turkey chick. He is my very own son and quite handsome" the mother said proudly
However, the other animals didn't agree. They hissed and made fun of him day by day. Even his own sisters and brothers were very unkind. "You are very ugly" they quacked.
The little poor duckling was very unhappy. "I wish I looked like them" he thought to himself. One day, the ugly duckling run away and hid in the bushes. The sad duckling lived alone through the cold and snow winter. Finally the spring flowers began to bloom. While he was swimming in the pond, he saw three large white swans swimming toward him. "Oh, dear. these beautiful birds will laugh and peck me too" he said to himself. But the swans did not attack him. Instead, they swam around him and stroked him with their bills. As the ugly duckling bent his neck to speak to them, he saw his reflection in the water. He could not believe his eyes. "I am not an ugly duckling but a beautiful swam" he exclaimed.
He was very happy. From that day on, he swam and played with his new friends and was happier than he had never been.


Answer these questions below based on the text above!
1. Who are involved in the story?
2. What happened to the characters?
3. How did they solve their problem?
4. How did the story end?
5. What do you feel after reading the story?

Do your assignmet by clicked this

Selasa, 21 Februari 2012

Revitalisasi Gerakan Pramuka

Latar Belakang
Adanya kemunduran Gerakan Pramuka, yakni:
1. Eksistensi dan peran Gerakan Pramuka yang semakin berkurang.
2. Keterlambatan menyesuaikan diri atas berbagai perubahan yang terjadi.
Pengertian
Revitalisasi Gerakan Pramuka (GP) adalah pemberdayaan Gerakan Pramuka yang dilakukan secara sistematis, berkelanjutan dan terencana untuk lebih meningkatkan peran, fungsi dan tugas pokok Gerakan Pramuka serta memperkokoh eskistensi organisasi Gerakan Pramuka.
Hakekat Revitalisasi Gerakan Pramuka
1. Eksis dan hidup dinamis.
2. Keseimbangan dengan tetap mempertahankan tradisi yang baik (back to basic), disamping melakukan inovasi
3. Berdayaguna dan disukai kaum muda
Tujuan Revitalisasi
1. GP dapat diterima dan diminati oleh kaum muda sebagai pilihan dalam proses belajar berorganisasi.
2. GP dipercaya sebagai wahana membentuk watak dan mengembangkan kepribadian kaum muda
3. GP dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan melaksanakan kegiatannya secara cerdas dan gemilang dapat membantu menangkal serta membantu menyelesaikan berbagai masalah kaum muda
4. GP dapat diterima sebagai institusi yang menyelenggarakan pendidikan bela negara
Modal Dasar Revitalisasi
1. Legalitas : Kepres no 238 th 1961,
2 Kepres no 104 th 2004 ,
3. Keputusan Kwarnas no 086 th 2005 ,
4. Sambutan presiden ri tgl 14 agustus 2006 ,
5. Strategy for scouting th 2002
6. Visi dan misi , strategi , rentra
7. Program kerja Gerakan Pramuka.
Kondisi Kaum Muda dan Gerakan Pramuka Saat Ini
Meningkatnya jumlah kaum muda yg tidak bisa melanjutkan pendidikan, terlibat kriminal, pengguna nafza, melakukan hubungan seksual yang tidak syah menurut agama, melakukan aborsi, melakukan tindak kekerasan, perkelahian dan tawuran. Jumlah anggota Gerakan Pramuka kurang lebih 21.000.000 orang. Mayoritas anggota GP belum menghayati sistem nilai GP, pengurus dan organisasi GP tidak aktif dan jarang berkarya serta gugus depan GP tidak menyelenggarakan kegiatan kepramukaan sebagaimana mestinya. Sistem GP belum dapat diterapkan dengan seksama. Kendala yang dihadapi : infrasturktur dan manajemen GP belum terbarukan sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, penerapan prinsip dasar kepramukaan belum dilakukan secara konsisten dan terus menerus, pembinaan anggota dewasa belum dilakukan dengan baik, kerjasama kemitraan belum dilakukan secara maksimal dan dasar hukum GP belum cukup kuat.

Pemikiran Dasar Revitalisasi Gerakan Pramuka
1. Perkuat Gerakan Pramuka sebagai Wadah pembentukan kader bangsa
2. Raih keberhasilan melalui kerja keras secara cerdas dan ikhlas
3. Ajak kaum muda meningkatkan semangat bela negara
4. Mantapkan tekad kaum muda sebagai patriot pembangunan
5. Utamakan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya
6. Kokohkan persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
7. Amalkan Satya dan Darma Pramuka
Langkah-langkah Strategis Revitalisasi Gerakan Pramuka
1. Memperkuat kepemimpinan dan manajemen kwartir di semua jajaran
2. Merapatkan barisan Pembina Pramuka, Pelatih Pembina dan Andalan serta Majelis Pembimbing
3. Mengaktifkan Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak dan Racana Pandega sebagai media penguatan sesama dan antar kelompok sebaya gugus depan
4. Memantapkan penerapan Prinsip Dasar Kepramukaan, Sistem Among dan Metode Kepramukaan.
5. Mengutamakan program peserta didik yang berdampak positif terhadap peningkatan semangat bela negara
6. Memperkokoh kemitraan dan dukungan sumberdaya dari semua komponen bangsa
7. Mengamalkan Satya dan Darma Pramuka
Sasaran Revitalisasi
1. Sumber Daya Manusia (SDM) : Peserta Didik, Pembina, Pelatih Pembina ,Pamong, Instruktur dan Pimpinan Saka, Staf Sekretariat, Anggota Dewasa.
2. Organisasi : Mekanisme kerja, struktur dan personil, daya kerja, kerjasama.
3. Motode Pendidikan : Kurikulum, Silabus, sistem penyampaian materi pendidikan, pembinaan dan permainan serta fasilitas pendukung.
4. Materi Pendidikan : Pendalaman jenis kegiatan/permainan, pengembangan kreatifitas materi pembinaan/permainan, pengkajian materi pendidikan bagi Pembina dan Pelatih Pembina.
Kegiatan Kepramukaan Sebagai Dukungan Terhadap Realisasi Revitalisasi Gerakan Pramuka
1. Pelatihan kepemimpinan dan manajemen organisasi
2. Seleksi calon pemimpin, latihan dan regenerasi kepemimpinan
3. Penyertaan kaum muda dalam pengambilan keputusan
4. Penyelenggaraan temu giat secara berkala
5. Pertukaran peserta didik di dalam dan luar negeri
6. Penyertaan peserta didik dalam acara kenegaraan
7. Penumbuh kembangan Gugus Depan Wilayah
8. Pengembangan permainan edukatif, kreatif, menantang, menarik dan bermanfaat
9. Penyelenggaraaan pendidikan bela negara
10. Realisasi karya nyata
11. Penyelenggaraan program Pramuka Peduli
12. Pembentukan Tim Penanggulangan Bencana
13. Penyelenggaraan kegiatan usaha
14. Pembangunan kerjasama kemitraan
Indikator Keberhasilan Revitalisasi
1. Pembina semakin profesional membimbing peserta didik dan kuantitasnya memadai
2. Pelatih Pembina kuantitas dan kualitasnya cukup
3. Peserta Didik semakin antusias dan aktif mengikuti pendidikan kepramukaan
4. Pamong dan Instruktur Saka semakin aktif membina dan melatih
5. Dana operasional kegiatan kepramukaan kwartir semakin memadai
6. Sarana dan prasarana semakin lengkap
7. Kejasama kemitraan semakin banyak dilakukan
8. Masyarakat antusias membentuk Gugus Depan Wilayah
9. Kwartir dan gugus depan semakin efisien dan efektif dalam melaksanakan kegiatan
10. Bakti masyarakat semakin banyak dilakukan

Senin, 20 Februari 2012

KURSUS PEMBINA PROFESIONAL TINGKAT DASAR


KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN

KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR : 05 TAHUN 2002
TENTANG

PANDUAN KURSUS PEMBINA PROFESIONAL TINGKAT DASAR


Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Menimbang          :    1.  Bahwa dalam usaha memberdayakan jajaran Kwartir Gerakan Pramuka sebagai pendukung gerak dinamika satuan-satuan Pramuka dalam Gerakan Pramuka pelru adanya pelaksana pengelolaan Kwartir yang memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya dan bekerja secara profesional;
                                 2.  Bahwa Kwarnas Gerakan Pramuka perlu menetapkan Panduan Kursus Pembina Profesional yang sesuai dengan AD/ART Gerakan Pramuka, Renstra Gerakan Pramuka 1999-2004 sebagai pedoman dan pengendalian penyelenggaraan kursus tersebut oleh jajaran Kwartir dan Lemdika dalam upaya mempersiapkan tenaga profesional di jajaran Kwartir;
Mengingat            :    1.  AD/ART Gerakan Pramuka;
                                 2.  Renstra Gerakan Pramuka 1999-2004;
                                 3.  Keputusan Ka Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor : 091 Tahun 1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lemdikanas;
Memperhatikan    :    1.  Sistem Pelatihan Anggota Dewasa Gerakan Pramuka;
                                 2.  Saran Pokja, Dewan Pelatih dan Staf Lemdikanas;

M E M U T U S K A N  :
Menetapkan         :
Pertama                :    Mengesahkan Panduan Kursus Pembina Profesional, terdiri dari :
  1. Panduan Kursus Pembina Profesional Tingkat Dasar, tercantum dalam Lampiran I.
  2. Panduan Perkemahan Kursus Pembina Profesional tercantum dalam Lampiran II.
Kedua                  :    Mewajibkan kepada seluruh jajaran Gerakan Pramuka untuk melaksanakan keputusan ini.
Ketiga                  :    Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
Apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di    :    Jakarta
Pada tanggal     :    7 Januari 2002
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
TTD

H.A. Rivai Harahap

Disalin sesuai dengan aslinya
Kwartir Cabang Kota Semarang
Sekretaris,
TTD
Gunawan Surendro
NTA. 113300098












KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
LAMPIRAN I KEPUTUSAN

KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR : 05 TAHUN 2002

PANDUAN KURSUS PEMBINA PROFESIONAL TINGKAT DASAR

(KPPD)

  1. DASAR PERTIMBANGAN
  2. Kehadiran para Pembina Pramuka, Pembina Gudep, Pembina satuan dan Pembina Saka, Andalan secara sukarela dalam organisasi Gerakan Kepramukaan merupakan salah satu penyebab utama eksistensi organisasi Gerakan Kepramukaan di dunia yang memasuki usia ke-100 tahun dan mendapat dukungan masyarakat dunia.
  3. Kemajuan teknologi dan komunikasi canggih yang berdampak menjagad, baik positif maupun negatif terhadap masyarakat lokal, nasional, regional dan internasional, khususnya generasi muda, merupakan tantangan yang dapat mengancam eksistensi organisasi Gerakan Kepramukaan Nasional, regional dan internasional.
  4. Keterbatasan jumlah, kemampuan dan sumberdaya para sukarelawan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan hadirnya mitra kerja di semua jajaran kwartir yang membatnu secara terus menerus dan bekerja penuh memberikan pikiran, tenaga dan kemampuan bagi pengabdian para sukarelawan dalam mempertahankan eksistensi organisasi Gerakan Kepramukaan.
  5. Pada tahun 1970-an World Scout Committee memutuskan hadirnya Pembina Profesional di World Scout Bureau di Genewa, dan mendorong organisasi nasional untuk memperkerjakan Pembina Profesional di kwartir-kwartir. Pembina Profesional adalah seorang pembina yang dilatih khusus dan berpengalaman dalam suatu bidang keahlian, bekerja penuh di kwartir organisasi Gerakan Kepramukaan membantu para sukarelawan sebagai mitra kerja dalam rangka pengabdian mereka mencapai tujuan Gerakan Kepramukaan. Untuk itu Pembina Profesional memperoleh imbalan berupa gaji dan kebutuhan lain.
  6. Pembina Profesional dalam jajaran kwartir yang efektif dapat direkrut dan diseleksi dari karyawan/staf kwartir atau anggota dewasa lainnya yang potensial dan disiapkan sebagai calon Pembina Profesional melalui Pelatihan Pembina Profesional Tingkat Dasar.
  7. Sejalan dengan hasil Munas Gerakan Pramuka 1998, dengan Rencana Strategik Gerakan Pramuka 1999-2004, Panca Karsa Utama yang isinya antara lain perlu khusus di kwartir-kwartir. Lemdikanas sebagai lembaga yang ditugasi untuk menyiapkan tenaga-tenaga profesional tersebut perlu mengadakan Kursus/Pelatihan Pembina Pramuka Profesional Tingkat Dasar.

  1. KURSUS PEMBINA PROFESIONAL TINGKAT DASAR
  2. Tujuan
Kursus Pembina Profesional Tingkat Dasar diselenggarakan dengan tujuan mempersiapkan anggota dewasa, staf kwartir yang potensial, sebagai calon Pembina Profesional di jajaran Kwartir Gerakan Pramuka.
  1. Sasaran
Setelah mengikuti Kursus Pembina Profesional Tingkat Dasar (KPPD) peserta mampu :
  1. Menjelaskan dan menerapkan AD/ART Gerakan Pramuka, atas dasar penghayatan yang kritis, dalam melaksanakan tugas pekerjaan di kwartir.
  2. Menjelaskan fungsi, peran, tugas dan tanggungjawab Pembina Profesional.
  3. Melaksanakan tugas dan pekerjaannya secara profesional yang dilandasi Kode Kehormatan Pramuka.
  4. Melakukan hubungan profesional dengan Andalan, Majelis Pembimbing yang dilandasi Kode Kehormatan Pramuka.
  5. Memiliki pengertian mendasar dan menerapkan manajemen kwartir dalam Gerakan Pramuka.
  6. Memiliki pengertian mendasar administrasi perkantoran sebagai alat Sistem Informasi Manajemen kwartir.
  7. Menyusun usulan proyek.
  8. Menyusun pelaporan manajemen.
  9. Menerapkan sikap, tindaklaku keterampilan manajerial yang sesuai dengan Kode Etik Pramuka dan kultur Gerakan Pramuka.
  10. Bekerja sebagai “Team”
  11. Menjelaskan  pengertian dasar Program Kegiatan Peserta Didik (Prodik).
  12. Menjelaskan pengertian dasar Pembinaan Anggota Dewasa (Binawasa).
  13. Membina dan mengembangkan ketahanan moral/mental/spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga dirinya menjadi :
  14. Mandiri
  15. Peduli
  16. Bertanggungjawab, dan
  17. Memegang teguh janji (komitmen)
  18. Kurikulum
  19. Pengantar                                                                            6 sesi
  20. Pembukaan                                                                           1 sesi
  21. Orientasi                                                                                1 sesi
  22. Pre test                                                                                  2 sesi
  23. Dinamika kelompok                                                              2 sesi
  24. Inti
Modul 1 : Kepramukaan
  1. Penghayatan AD/ART Gerakan Pramuka                              4 sesi
  2. Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan                              2 sesi
  3. Kode Kehormatan Pramuka                                                  2 sesi
  4. Kepramukaan sebagai pengabdian                                        2 sesi
  5. Program Kegiatan Peserta Didik (Prodik)                              2 sesi
  6. Pembinaan Anggota Dewasa (Binawasa)                               2 sesi
Modal 2 : Organisasi
  1. Organisasi Gerakan Pramuka                                                2 sesi
  2. Musyawarah dalam Gerakan Pramuka                                  2 sesi
  3. Kepengurusan Kwartir                                                          2 sesi
  4. Fungsi, Peran, Tugas dan Tangggungjawab Kwartir               2 sesi
  5. Majelis Pembimbing dalam Gerakan Pramuka                      2 sesi
Modul 3 : Manajemen
  1. Dasar-dasar Manajemen                                                        2 sesi
  2. Manajemen Kwartir                                                               3 sesi
  3. Kultur Manajemen Kwartir                                                    2 sesi
  4. Manajemen Perubahan                                                          2 sesi
  5. Sistem Informasi Manajemen dan
Administrasi Perkantoran Kwartir                                         3 sesi
  1. Manajemen Konflik                                                              2 sesi
  2. Manajemen Sumber Daya Kwartir                                        2 sesi
  3. Renstra & Progia                                                                   4 sesi
  4. Kepemimpinan                                                                      2 sesi
  5. Komunikasi                                                                           2 sesi
  6. Kehumasan                                                                           2 sesi
  7. Hubungan (relations)                                                             2 sesi
Modul 4 : Pembina Profesional
  1. Apa, Siapa, Mengapa, Tujuan, Sasaran Kehadiran
Pembina Profesional dalam Gerakan Pramuka                      2 sesi
  1. Fungsi, Peran, Tugas dan Tanggungjawab
Pembina Profesional                                                             2 sesi
  1. Pendidikan Pembina Profesional                                           2 sesi
  2. Pengangkatan, Penempatan Pembina Profesional                  2 sesi
Modul 5 : Outdoor/Kegiatan Alam Terbuka
  1. Team Building                                                                       2 sesi
  2. Kerjasama Team                                                                   2 sesi
  3. Pengembangan Manajerial                                                     4 sesi
  4. Pelengkap                                                                           8 sesi
Modul 6 :
  1. Satuan Karya Pramuka                                                          1 sesi
  2. Post Test                                                                                2 sesi
  3. Rencana Tindaklanjut                                                           2 sesi
  4. Forum Terbuka                                                                     2 sesi
  5. Penutup                                                                                 1 sesi
                                                                             Jumlah 82 sesi
Catatan : Perhatikan Pola Umum KPPD.
  1. Metode
Metode yang digunakan dalam KPPD adalah metode pendidikan anggota dewasa dengan menggunakan pendekatan andragogi antara lain :
  1. Dinamika Kelompok
  2. Diskusi
  3. Proyek Kelompok
  4. Lokakarya
  5. Curah Gagasan
  6. Outdoor.
  7. Waktu
  8. KPPD dilaksanakan selama 7 hari, terbagi atas 4 hari dalam ruangan dan 3 hari di pekemahan.
  9. KPPD dapat dilaksanakan secara bertahap atau terus menerus.
  10. Tempat
Lemdikada atau tempat lain yang memenuhi syarat untuk proses pendidikan anggota dewasa.
  1. Peserta
  2. Jumlah peserta KPPD maksimum 40 orang.
  3. Persyaratan peserta :
  4. Anggota Dewasa Gerakan Pramuka, Staf Kwartir.
  5. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  6. Sehat jasmani dan rohani.
  7. Berkelakuan baik.
  8. Berpendidikan formal minimal SLTA.
  9. Mendapat rekomendasi dari Kwartir.
  10. Berusia maksimal 45 tahun.
  11. Bersedia mengikuti KPPD secara penuh.
  12. Tim Pelatih
  13. Pelatih KPPD tergabung dalam Tim Pelatih yang dibentuk dan disahkan oleh Ka Lemdika.
  14. Tim Pelatih disusun sebagai berikut :
  15. Ketua Tim Pelatih/Pemimpin Kursus dijabat oleh Pelatih Pembina Pramuka lulusan KPL yang memiliki SHL, aktif melatih dan berlatar belakang akademis dengan suatu bidang keahlian.
  16. Anggota Tim Pelatih adalah :
  17. Pelatih Pembina Pramuka lulusan KPL atau KPD yang memiliki SHL, yang aktif melatih minimal 1 tahun dan memiliki keahlian dalam bidang yang sesuai dengan materi KPPD.
  18. Apabila diperlukan dapat mengundang Pelatih Tamu yang mempunyai keahlian dalam bidang yang diperlukan KPPD.
  19. Penyelenggara
Penyelenggara KPPD adalah Lemdika di semua jajaran Kwartir.
  1. Pelaksana
Pelaksana KPPD adalah Tim Pelatih yang diangkat/ditugaskan oleh Ka Lemdika jajaran Kwartir bersangkutan.
  1. Tanda Kelulusan
  2. Peserta KPPD yang lulus diberi sertifikat KPPD.
  3. Sertifikat dikeluarkan oleh Lemdika yang ditandatangani Ketua Tim Pelatih/Pemimpin KPPD dan Kepala Lemdika.
  4. Laporan Kursus
  5. Laporan KPPD dibuat oleh Ka Lemdika disampaikan kepada Kwartir atasannya dan Lemdikanas.
  6. Laporan ditulis dengan menggunakan formulir model 01/Lapdiklat.
  7. Laporan ditandatangani oleh :
  8. Ketua Tim Pelatih/Pemimpin KPPD
  9. Kepala Lemdika/Wakil dan
  10. Ketua Kwartir atau Wakil untuk jajaran Kwartir tingkat atasnya.
  1. PENUTUP
Panduan ini dapat dikembangkan sesuai dengan kepentingan, situasi dan kondisi perkembangan masyarakat.

Jakarta, 7 Januari 2002
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

TTD

H.A. Rivai Harahap

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
LAMPIRAN II SURAT KEPUTUSAN

KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR 05 TAHUN 2002

PANDUAN PERKEMAHAN KURSUS PEMBINA PROFESIONAL

TINGKAT DASAR


  1. DASAR PERTIMBANGAN
  2. Kegiatan di alam terbuka ini merupakan salah satu unsur Metode Kepramukaan, merupakan cara yang efektif dalam proses pembentukan watak dan kepribadian, pemantapan mental, moral, spiritual, fisik, intelektual, emosional dansosial serta sikap dan ketrampilan manajerial anggota Gerakan Pramuka sebagai individu dansebagai anggota masyarakat. Karena itu kegiatan di alam terbuka dalam Kepramukaan perlu dan penting dilaksanakan.
  3. Sedngkan berkemah merupakan salah satu bentuk kegiatan di alam terbuka sebagai penerapan Metode Kepramukaan yang mendorong anggota Gerakan Pramuka untuk membina dan mendidik dirinya secara mandiri serta introspeksi, sehingga menyadari tentang diri pribadinya yang berkaitan dengan Prinsip Dasar dan Kode Kehormatan Pramuka.
  4. Bekemah dengan berbagai acara kegiatannya harus dilaksanakan sesuai dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan (PDMK) untuk mencapai tujuan pendidikan. Di samping itu berkemah dalam perkemahan Pramuka harus mengutamakan keselamatan, keamanan, kesehatan dan kenyamanan peserta didik.
  5. Para anggota dewasa Gerakan Pramuka bertanggungjawab atas efektif dan efisiennya berkemah sebagai alat pendidikan. Oleh karena itu anggota dewasa selain harus menghayati apa, mengapa, bagaimana, tujuan dan sasaran berkemah bagi Satuan Pramuka, juga wajib mengalami proses pendidikan dan perkemahan, sehingga mampu mengendalikan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan perkemahan yang dilaksanakan oleh Satuan-satuan Pramuka.
  6. Perkemahan dalam Kursus Pembina Profesional merupakan bagian integral KPPD untuk memberikan pengalaman praktis yang mendasar tentang perkemahan.

  1. PERKEMAHAN
  2. Perkemahan Kursus Pembina Profesional Tingkat Dasar (KPPD)
Perkemahan KPPD merupakan kegiatan berkemah selama 3 (tiga) hari bagi para peserta KPPD yang telah mengikuti kegiatan sesi dalam kelas selama 4 (empat) hari dan merupakan persyaratan untuk memperoleh sertifikat mengikuti (KPPD).
  1. Tujuan perkemahan adalah untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman praktis yang mendasar tentang berkemah sebagai acara kegiatan di alam terbuka dalam rangka menerapkan PDMK serta mengembangkan sikap dan ketrampilan manajerial para peserta KPPD.
  2. Sasaran Perkemahan KPPD adalah :
  3. Sebagai Pembina Profesional mampu :
  4. Menerapkan kegiatan berkemah dalam Perkemahan Pramuka berlandaskan PDMK sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi perkembangan peserta didik.
  5. Memotivasi para Pembina Pramuka untuk melaksanakan Perkemahan Satuan Pramuka sesuai dengan PDMK.
  6. Menjadikan kegiatan berkemah sebagai alat pendidikan yang efektif dan sesuai dengan kode etik Gerakan Pramuka.
  7. Sebagai Pribadi Anggota Dewasa Gerakan Pramuka :
  8. Mampu menerapkan keterampilan manajerial dan kepemimpinan yang efektif dalam melaksanakan pengelolaan Kwartir;
  9. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman praktis keterampilan kepramukaan dan manajerial.
  10. Mampu menerapkan keterampilan dan komunikasi edukatif, baik dengan lingkungan maupun dengan luar lingkungan.
  11. Manajemen Perkemahan adalah Tim Pelatih yang dipimpin oleh Ketua Tim Pelatih dan sekaligus Pembina Perkemahan (Camp Chief), Perkemahan untuk putera dan puteri terpisah, sehingga perkemahan puteri dipimpin oleh Pembina Perkemahan puteri.

  1. Materi dalam perkemahan :
  2. Pembentukan Tim (Team Building)
  3. Kerjasama Tim)
  4. Kegiatan Kepramukaan.
  5. Pengembangan keterampilan manajerial dan kepemimpinan.
  6. Materi KPPD yang belum disampaikan melalui sesi dalam kelas.
  7. Perlengkapan berkemah dalam perkemahan :
  8. Perlengkapan pribadi :
  9. Perhatikan situasi dan kondisi perkemahan, seperti musim, lokasi, tujuan dan sasaran.
  10. Semua perlengkapan pribadi supaya disusun dalam ransel yang praktis dan tidak menyusahkan perjalanan.
  11. Obat-obatan yang diperlukan.
  12. Alat-alat perorangan yang diperlukan untuk kegiatan keterampilan berkemah.
  13. Barang-barang berharga tidak diperlukan.
  14. Perlengkapan kelompok :
  15. Sesuaikan dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi perkemahan.
  16. Tenda dan perlengkapannya.
  17. Alat dan perlengkapan kemah disusun rapi dan praktis, agar mudah digunakan.
  18. Proses dan Prosedur Perkemahan KPPD
  19. Persiapan
  20. Hari Pertama KPPD, ketika orientasi, peserta KPPD diberi informasi tentang Perkemahan KPPD yang akan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari mulai hari ke-5 KPPD.
  21. Pada hari ke-4 KPPD, peserta mengadakan diskusi persiapan kelompok masing-masing.
  22. Pelaksanaan Perkemahan KPPD
  23. Pada hari ke-5 KPPD, peserta masing-masing kelompok berangkat menuju tempat berkemah dengan membawa perlengkapan berkemah, diharapkan tibadi lokasi pukul 09.00.
  24. Setiba di perkemahan berlapor kepada Pembina Perkemahan atau Pelatih.
  25. Kelompok memperoleh :
  26. Alat dan perlengkapan yang disediakan Tim Pelatih.
  27. Petunjuk lokasi perkemahan.
  28. Petunjuk-petunjuk lain dan jadwal acara perkemahan.
  29. Kelompok mendirikan kemah.
Setelah lemah siap, Ketua Kelompok membagi tugas untuk tiap peserta. Dengan dipimpin Ketua Kelompok membahas lembar penugasan kelompok tentang Peraturan dan Tata Tertib Perkemahan untuk dilaporkan dalam Sidang Pleno. Sidang Pleno merumuskan Peraturan dan Tata Tertib Perkemahan untuk ditaati peserta perkemahan.
  1. Tiap peserta perkemahan mengisi formulir evaluasi dan menyerahkannya melalui Ketua Kelompok untuk diserahkan kepada Pembina Perkemahan pada hari terakhir.
  2. Penutupan Perkemahan
Penutupan Perkemahan sekaligus merupakan Penutupan Kursus.
Setelah Upacara Penutupan, Kelompok :
  1. Membongkar kemah, membersihkannya, memeriksa, bila ada kerusakan melaporkannya kepada pelatih.
  2. Membersihkan dan merapikan tempat berkemah, sehingga tidak terlihat bahwa tempat tadi bekas berkemah.
  3. Ketua Kelompok mengembalikan alat perlengkapan yang diterima kepada Tim Pelatih.
  4. Kelompok meninggalkan tempat berkemah setelah tempat berkemah diperiksa oleh Tim Pelatih.
  5. Ketua Kelompok menyerahkan formulir evaluasi yang telah diisi oleh tiap peserta kepada Tim Pelatih pada waktu pemeriksaan.
  6. Evaluasi dan Pelaporan
Tim Pelatih, dengan dipimpin oleh Ketuanya, mengadakan rapat untuk melaporkan evaluasi peserta. Atas dasar hasil rapat ketua Tim Pelatih menyusun laporan untuk disampaikan kepada Ka Lemdik dan ketua Kwartir.
  1. PENUTUP
  2. Panduan Perkemahan Kursus Pembina Profesional ini merupakan bagian terpadu dengan Panduan Kursus pembinaan Profesional.
  3. Guna melaksanakan Panduan Perkemahan Kursus Pembina Professional, perlu memperhatikan dan menyesuaikan dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi setempat.

Jakarta, 7 Januari 2002
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
TTD
H.A. Rivai Harahap
Disalin sesuai dengan aslinya
Kwartir Cabang Kota Semarang
Sekretaris,
TTD
Gunawan Surendro
NTA. 113300098

Arti Lambang Gerpra

KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 006/KN/72
TAHUN 1972
TENTANG
LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Menimbang       :    
a.   bahwa lambang Gerakan Pramuka termaktub dalam Anggaran Dasar Pramuka pasal 6 berupa gambar Tunas Kelapa;
b.   bahwa tunas kelapa sebagai gambar kiasan mempunyai arti simbolik yang penting, maka harus dipahami dan diingat oleh seyiap Pramuka, dan oleh karena itu uraian tentang arti kiasan itu harus sederhana, sehingga mudah dipahami dan mudah diingat oleh anak-anak.
Mengingat         :     1.   Keputusan I MPRS No. XXVII/MPRS/1966;
2.       Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 Tahun 1961 juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1971;
3.       Putusan Musyawarah Majelis Permusyawaratan Pramuka, di Pandaan, Jawa Timur, tanggal 12 s.d. 20 Oktober 1970.

MEMUTUSKAN
Pertama            :     Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 15/KN/67 Tahun 1967, tentang Lambang Gerakan Pramuka.
Kedua               :     Menetapkan gambar silhouette tunas kelapa yang tertera dalam lampiran Surat Keputusan ini sebagai lambang Gerakan Pramuka.
Ketiga               :     Menetapkan uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka seperti yang tertera dalam lampiran Surat Keputusan ini.
Keempat           :     Pemakaian lambang Gerakan Pramuka sebagai lencana dan penggunaannya dalam sistem tanda-tanda, bendera, papan nama, dan lain sebagainya, diatur dalam Petunjuk-petunjuk Penyelenggaraan.
                              Keputusan ini berlaku mulai sejak ditetapkan.
                                                                                    Ditetapkan di     :     Jakarta.
                                                                                    pada tanggal     :     31 Januari 1972.
                                                                                   Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
                                                                                                        Ketua


                                                                                           Hamengku Buwono IX.




LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 06/KN/72
TAHUN 1972
TENTANG
LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

 I. Gambar Silhouette tunas kelapa, lambang Gerakan Pramuka
silhoutte

II. Uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka.
Satu    :  Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti : penduduk aseli yang pertama, yang menurunkan generasi baru.
Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia
Dua     :  Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan  yang bagaimanapun djuga.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
Tiga    :  Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-upayanya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masjarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
Empat :  Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus jakni yang mulia dan djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
Lima    :  Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka mempunjai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanja.
Enam  :  Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

Jumat, 17 Februari 2012

Penyakit LUPUS, Waspadalah!!!

Penyakit LUPUS adalah penyakit baru yang mematikan setara dengan kanker. Tidak sedikit pengindap penyakit ini tidak tertolong lagi, di dunia terdeteksi penyandang penyakit Lupus mencapai 5 juta orang, lebih dari 100 ribu kasus baru terjadi setiap tahunnya.
Arti kata lupus sendiri dalam bahasa Latin berarti “anjing hutan”. Istilah ini mulai dikenal sekitar satu abad lalu. Awalnya, penderita penyakit ini dikira mempunyai kelainan kulit, berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi . Bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah berkepanjangan , rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul sariawan. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh.
Gejala-gejala penyakit dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) alias Lupus. Eritomatosus artinya kemerahan. sedangkan sistemik bermakna menyebar luas keberbagai organ tubuh. Istilahnya disebut LES atau Lupus. Gejala-gejala yang umum dijumpai adalah:
  1. Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan.
  2. Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.
  3. Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Lupus.
  4. Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan oleh penyakit LUPUS ini
  5. Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan
Dr. Rahmat Gunadi dari Fak. Kedokteran Unpad/RSHS menjelaskan, penyakit lupus adalah penyakit sistem imunitas di mana jaringan dalam tubuh dianggap benda asing. Reaksi sistem imunitas bisa mengenai berbagai sistem organ tubuh seperti jaringan kulit, otot, tulang, ginjal, sistem saraf, sistem kardiovaskuler, paru-paru, lapisan pada paru-paru, hati, sistem pencernaan, mata, otak, maupun pembuluh darah dan sel-sel darah.
“Penyakit ini dapat mengenai semua lapisan masyarakat, 1-5 orang di antara 100.000 penduduk, bersifat genetik, dapat diturunkan. Wanita lebih sering 6-10 kali daripada pria, terutama pada usia 15-40 tahun. Bangsa Afrika dan Asia lebih rentan dibandingkan kulit putih. Dan tentu saja, keluarga Odapus. Timbulnya penyakit ini karena adanya faktor kepekaan dan faktor pencetus yaitu adanya infeksi, pemakaian obat-obatan, terkena paparan sinar matahari, pemakaian pil KB, dan stres,” ujarnya. Penyakit ini justru kebanyakaan diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun sekalipun ada juga pria yang mengalaminya. Oleh karena itu dianggap diduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen.
Pada kehamilan dari perempuan yang menderita lupus, sering diduga berkaitan dengan kehamilan yang menyebabkan abortus, gangguan perkembangan janin atau pun bayi meninggal saat lahir. Tetapi hal yang berkebalikan juga mungkin atau bahkan memperburuk geja LUPUS. Sering dijumpai gejala Lupus muncul sewaktu hamil atau setelah melahirkan.
Tubuh memiliki kekebalan untuk menyerang penyakit dan menjaga tetap sehat. Namun, dalam penyakit ini kekebalan tubuh justru menyerang organ tubuh yang sehat. Penyakit Lupus diduga berkaitan dengan sistem imunologi yang berlebih. Dalam tubuh seseorang terdapat antibodi yang berfungsi menyerang sumber penyakit yang akan masuk dalam tubuh. Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan. Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat. Kelainan ini disebut autoimunitas . Antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh jaringan dengan dua cara yaitu :
Pertama, antibodi aneh ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh, seperti pada sel-sel darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur. Inilah yang mengakibatkan penderitanya kekurangan sel darah merah atau anemia.
Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun.Gabungan antibodi dan antigen mengalir bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh darah kapiler akan menimbulkan peradangan. Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang (fagosit) Tetapi, dalam keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat dibatasi dengan baik. Malah sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil mengeluarkan enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks. Hasilnya, proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak organ tubuh dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat sebagai gejala penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang fungsi organ tubuh akan terganggu.
Kesembuhan total dari penyakit ini, tampaknya sulit. Dokter lebih berfokus pada pengobatan yang sifatnya sementara.Lebih difokuskan untuk mencegah meluasnya penyakit dan tidak menyerang organ vital tubuh.

Source: http://doktersehat.com

Senin, 13 Februari 2012

Analytical VS Hortatory Exposition

Bingung cara membedakan teks analytical exposition dan hortatory exposition? Don’t worry it’s so easy. Study the followings ya…
Sebelum kita mengetahui perbedaan teks analytical dan hortatory, mari kita mengenal persamaan dari kedua teks ini. Teks exposition dibagi menjadi dua bagian yaitu analytical exposition dan hortatory exposition. Exposition adalah jenis teks yang berisi tentang argumen-argumen tentang suatu topik. Dalam menulis teks ini, penulis perlu mencari sumber informasi agar argumen yang dikemukakan cukup kuat untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar.
Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa menemukan teks exposition dalam diskusi, pidato, iklan, surat, dsb. Contohnya, ada seorang teman yang merokok, kita bisa saja memberikan pendapat kita bahwa merokok itu tidak baik. So the thesis is “Smoking is not good for your health”. Kemudian kita akan memberikan alasan-alasan mengapa merokok itu tidak baik, so we tell the arguments that support our thesis. The social function of exposition is to persuade the reader or listener.
So the difference is…..
Study the text organization of analytical exposition below.
Ada 3 tahapan dalam teks analytical, yaitu:
  1. Thesis, berisi tentang suatu pernyataan tentang permasalahan tertentu. Biasanya diawali dengan kalimat I personally think, In my opinion, I believe, dll.
  2. Arguments, berisi tentang alasan-alasan untuk medukung Thesis yang dikemukakan. Diawali dengan kata, atau f rase First, Second, Furthermore, In addition, The last, dll.
  3. Reiteration, berisi tentang simpulan dari Thesis, dan Arguments yang dikemukakan. Kata-kata yang digunakan biasanya In my conclusion, Based on the arguments above, dll
Perbedaan Analytical Exposition dan Hortatory Exposition terletak di paragraf terakhir. Dalam penulisan Hortatory juga ada 3 bagian, yaitu:
  1. Thesis, berisi tentang suatu pernyataan tentang permasalahan tertentu. Biasanya diawali dengan kalimat I personally think, In my opinion, I believe, dll.
  2. Arguments, berisi tentang alasan-alasan untuk medukung Thesis yang dikemukakan. Diawali dengan kata, atau f rase First, Second, Furthermore, In addition, The last, dll.
  3. Recommendation, berisi tentang saran dari penulis atas Thesis dan Arguments yang dikemukakan. Biasanya ada kata-kata should, should not, ought to, ought not to, dll.
For example:
Text 1
Smoking in restaurants
Smoking in restaurants is just not on. It must not be allowed because it is rude, harmful to others and dangerous for the smokers.
Firstly, smoking in a restaurant is impolite. The smell of the smoke affects all people and can turn them off their food. People pay to taste good food and not to be put off by foul smelling smoke.
Another reason smoking should not be allowed in restaurant is the harm it can do to others. Passive smoking that is breathing in smoke made by a smoker can lead to asthma attacks and even cancer.
Finally, smoking is dangerous and a health risk to the smokers. Cigarettes cause heart and lung disease and people should not smoke anywhere, not just in restaurants.
Therefore, smoking in restaurants is impolite, harmful to others and a health risk to the smokers and should not be allowed in any restaurants.

Text 2
Is it important to know what your kids are watching? Of course yes. Television can expose things you have tried to protect them from, especially violence, pornography, consumerism, etc.
A study demonstrated that spending too much time on watching TV during the day or bedtime often causes bedtime disruption, stress, and short of sleep duration.
Another research found that there is a significant relationship between the amount of time spent for watching television during adolescence and early adulthood, and the possibility of being aggressive.
Meanwhile, many studies have identified a relationship between kids who watch TV a lot and being inactive and overweight.
Considering some facts mentioned above, protect your children with the following tips:
1. Limit television viewing to 1 – 2 hours each day
2. Do not allow your children to have a TV set in their bedrooms
3. Review the rating of TV shows that your children watch
4. Watch television with your children and discuss what is happening the show

Kedua teks di atas hampir sama, perbedaannya hanya ada di paragraf terakhir. Coba perhatikan paragraf terakhir pada teks 1 yang hanya berisi simpulan tidak ada saran. Memang ada kata “shouldn’t be allowed in the restaurants”, namun itu bukan saran melainkan penguatan dari thesis. Perhatikan lagi thesisnya “It must be allowed because…” Bandingkan dengan paragraf terakhir pada teks kedua yang berisi saran melalui empat tips yang harus dilakukan to protect the children. Clear right?

Explanation

Social Function: To explain the processes involved in the formation or working of natural or sociocultural phenomena.
Generic Structure
  • A general statement to position the reader
  • A sequenced explanation of why or how something occurs.
Significant Lexicogrammatical Features
  • Focus on generic, non-human Participants
  • Use mainly of Material Processes and Relational Processes
  • Use mainly of Temporal and causal Circumstances and Conjunctions
Contoh 1
The United States of America is where the Venus’s fly trap has its origins. The Venus’s fly trap is a unique plant. It belongs to a group of plants called ‘carnivorous plants’. These plants feed on insect. The Venus’s fly trap has a special mechanism by which it traps its prey. This is how it works.
At the end of each leaf – which grows from the base of a long, flowering stalk – there is a trap. The trap is made up of two lobes and is covered with short, reddish hairs which are sensitive. There are teeth like structures around the edge of the lobes.
The trap contains nectar which attracts insect. When an insect comes in contact with the nectar, the trap snaps shut. There are certain digestive juice inside the trap which digest the insect. It takes about ten days for a trapped insect to be digested. We can tell when this digestion is complete, for then the walls automatically open to wait for another victim.
There are two hundred species of carnivorous plants. Another kind of these well- known species is the pitcher plant. What differentiates this plant from the Venus’s fly trap is the shape; the mechanism to catch insects is the same in both plants.
The pitcher plants which cling to other plants by means of tendrils. At one end of the tendril, there is a pitcher –shaped vessel with an open lid. The mouth and the lid of the pitcher contain glands which produce nectar to attract insect. When an insect settles on the nectar, the lid of the pitcher shuts, trapping its victim. The digestive juices inside the pitcher then begin to work.
Contih 2
The effects of acid soil
Soils with a pH of less than 7.0 are acid. The lower the pH, the more acid the soil. When soil pH falls below 5.5, plant growth is affected. Crop yields decrease, reducing productivity
Soils provide water and nutrients for plant growth and development. Essential plant nutrients include phosphorus, nitrogen, potassium and sulfur. Plants require other elements such as molybdenum, in smaller quantities. Some elements eg aluminium and manganese, are toxic to plants.
Nutrients become available to plants when they are dissolved in water. Plants are able to take up phosphate, nitrate, potassium and sulfate ions in solution.
The solubility of nitients changes with pH. In acid soils (low pH), molybdenum becomes less soluble and aluminium becomes more soluble. Therefore, plant growth may be affected by either a deficiency of molybdenum or too much aluminium.
Both crop and pasture plants are affected by acid soils. there may be a range of symptoms. Crops and pastures may be poorly established resulting in patchy and uneven growth. Plant leaves may go yellow and die at the tips. The root system of the plant may be stunted. Crops may yield less.
Plants vary in their sensitivity to low pH. Canola and lucerne are very sensitive to acid soils so do not grow well. Lupins and triticale are tolerant to soils of low pH so they still perform well.
Land can become unproductive if acid soil is left untreated. Incorporating lime into the soil raises the pH. Therefore, liming soil can reverse the effects of acid soil on plants and return a paddock to productivity.

Hortatory Exposition

Teks hortatory exposition berisi tentang teks yang mengemukakan alasan-alasan dengan tujuan untuk membujuk pendengar atau pembaca agar mau mengikuti apa yang dikemukakan penulis. Dalam pelajaran bahasa Indonesia kita tentu sudah mengenal teks persuasi, yang sama isinya dengan teks hortatory.
Teks hortatory di awali dengan Thesis, yaitu menuliskan opini penulis tentang suatu masalah. Kemudian dilanjutkan dengan argumen, yaitu alasan-alasan yang mendukung pendapat penulis. Terakhir, menuliskan saran atau nasihat.
Contoh Teks hortatory dalam bentuk surat:
Dear Editor,
We are writing to complain about ads on TV. There are so many ads, especially during our favourite programmes. We think they should be stopped for a number of reasons.
First, ads are nuisance. They go on for a long time and there are so many. Sometimes there seems to be more ads than programmes.
Second, ads are bad influence on people. They try to encourage people to buy unhealthy food like beer, soft drink, candy and chips. And they make people want things they do not really need and can not.
Finally, the people who make ads have too much say in what programmes people watch. That is because they want to put all their ads on popular programs that a lot of people watch. Some programmes which are not so popular get stopped because they do not attract enough ads, even though those programmes may be someone’s favourite.
For those reasons, we think TV station should stop showing ads. They interrupt programmes. They are bad influences on people, and they are sometimes put a stop to people’s favourite shows. We are sick of ads, and now we mostly watch other channels.
David
Coba perhatikan teks di atas. Paragraf pertama berisi thesis, yang dilanjutkan dengan arguments (alasan) di paragraf 2, 3, dan 4. Paragraf ke 5 berisi tentang recommendation (saran). Isi dari paragraf terakhir inilah yang membedakan teks horatatory dan analytical.

Spoof text

Dear student…
Teks bergenre spoof berisi tentang cerita lucu.  Dalam kehidupan sehari-hari, you or your friends pasti suka mendengar cerita lucu, dalam bahasa Indonesia kita mengenal anekdot.  Biasanya kita menemukan teks spoof di koran, atau dari cerita teman sendiri.  Banyak siswa yang menyamakan cerita lucu dengan aktivitas yang bisa membuat orang tertawa seperti terpeleset di depan umum, salah kostum, dsb.  Menurut saya aktivitas yang saya sebutkan terakhir adalah aktivitas yang memalukan bukan lucu.  Lucu bukan berarti memalukan.  Dalam membuat teks spoof, kalian harus bisa bermain kata-kata sehingga bisa menghasilkan suatu cerita lucu.  I think spoof bisa diartikan sebagai suatu cerita yang unpredictable, dimana kejadian lucu itu sendiri disajikan hanya di akhir cerita.  Beda tentu jika kita menonton film lawak yang dari awal sampai akhir menyajikan peristiwa yang lucu.
Spoof di awali dengan ORIENTATION, yaitu pengenalan tokoh, tempat, dan waktu.  Kemudian dilanjutkan dengan EVENT, yaitu urutan kejadian secara detail.  Lalu di akhiri dengan TWIST, yaitu bagian terlucu.
Contoh:
Last week I took my five-year old son, Willy, to a musical instrument store in my hometown. I wanted to buy him a set of junior drum because his drum teacher advised me to buy him one. Willy likes listening to music very much. He also likes asking me everything he wants to know. Even his questions sometimes seem precocious for a boy of his age. He is very inquisitive.
We went there by car. On the way, we saw a policeman standing near a traffic light regulating the passing cars and other vehicles. He blew his whistle now and then.
Seeing the policeman blowing his whistle, Willy asked me at once, “Dad, why is the policeman using a whistle, not a drum?”
Hearing his unexpected question I answered reluctantly, “Because he is not Phil Collin!”

Bagikan Lewat....

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More